Selasa, 27 April 2010

Bakrie Sumatera Plantations Belanja 25 Juta Dollar AS

mengembangkan 10.000 hektar kebun kelapa sawit baru senilai 25 juta dollar AS. Investasi dengan sumber dana internal ini dapat menyerap sekitar 20.000 tenaga kerja.

Demikian disampaikan Direktur Operasional Bakrie Sumatera Plantations (BSP) Howard J Sar-geant di Kisaran, Sumatera Utara, Kamis (7/1). BSP memiliki perkebunan seluas 120.000 hektar dan berencana melakukan pengembangan jangka panjang.

Selain mengembangkan kebun kelapa sawit, BSP juga berencana menanam 2.000 hektar karet di Sumatera bagian selatan. Kebun karet ini merupakan kebun pengganti dari pengalihan 2.000 hektar kebun karet yang diubah menjadi kebun kelapa sawit di Kisaran.

Tindakan ini sesuai dengan kesepakatan yang dibuat Indonesia, Thailand, dan Malaysia untuk tidak memperluas kebun karet, tetapi hanya meremajakan tanaman tua Hal ini untuk menjaga stabilitas harga, yaitu menjaga pasokan karet alam dunia tidak melebihi permintaan.

Ekspansi kebun baru, kata Howard, tetap memerhatikan asas kelestarian lingkungan. Hal ini mutlak demi memproduksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) lestari.Tahun 2009 BSP memproduksi 275.000 ton CPO dan 20.000 ton karet alam. Sebagian besar untuk kebutuhan dalam negeri, sisanya diekspor.

Menurut Howard, BSP menanti persetujuan Dewan Eksekutif Meja Bundar Minyak Sawit Lestari (Roundtable on Sustainable Palm Oil/RSPO) untuk sertifikat minyak sawit lestari BSP unit Kisaran seluas 6.000 hektar dan satu pabrik berkapasitas 45 ton perjam. BSP sudah memenuhi berbagai persyaratan, yang diaudit Tuv Rheiland sejak akhir tahun 2009.

Ahli RSPO BSP, Efdi Ruzaly, menyatakan, sertifikat CPO lestari penting dalam perdagangan internasional. China dan India, yang semula menerima seluruh CPO tanpa syarat, tahun-tahun mendatang hanya akan membeli CPO bersertifikat lestari.

BSP juga merespons tuntutan produksi CPO lestari yang kian menguat dengan mengembangkan pusat riset Bakrie Agriculture Research Institue (BARI), yang diresmikan tahun 2011. BARI akan menjadi induk penelitian BSP, antara lain, untuk menghasilkan benih unggul.

"Kami ingin menghasilkan benih unggul dengan produktivitas tinggi, dengan jumlah kepadatan per hektar lebih banyak dari benih lain. Ini upaya menjaga kelestarian karena tidak butuh lahan yang luas untuk menaikkan produktivitas," ujar Howard.

Menurut Manajer Unit Produksi Benih BSP Bambang Eka Syahputra, BSP akan memproduksi benih kelapa sawit dengan pertumbuhan lamban, tetapi produktif mulai 201L Produktivitas tanaman diharapkan mencapai 40 ton tandan buah segar per hektar per tahun.(**/SS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar